Dalam beberapa tahun terakhir, virtualisasi telah menjadi pilihan populer bagi banyak perusahaan, sebagian besar karena kemampuannya untuk meningkatkan produktivitas, sekaligus mengurangi biaya infrastruktur. Ada beberapa teknologi virtualisasi yang tersedia bagi perusahaan untuk menjalankan operasi sehari-hari mereka, untuk mari kita membahas Perbedaan KVM, OpenVZ, dan XEN VPS. Dengan lonjakan perusahaan yang mencari server pribadi, penting untuk mempertimbangkan opsi sebelum membuat pilihan.
Tiga opsi penting untuk dipertimbangkan adalah KVM, XEN dan OpenVZ perangkat lunak virtualisasi berbasis Linux. ketiganya menawarkan sejumlah manfaat dan sering kali diukur satu sama lain ketika perusahaan membuat pilihan mereka. Dalam artikel ini, kita akan melihat apa yang membuat mereka berbeda. Tapi sebelum kita melakukannya, mari kita lihat beberapa dasar terlebih dahulu.
Apa Itu OpenVZ?
Open Virtuozzo atau lebih dikenal dengan sebutan OpenVZ adalah teknologi virtualisasi tingkat sistem operasi untuk Linux. Hal ini memungkinkan server fisik untuk menjalankan beberapa instance sistem operasi yang terisolasi, yang disebut wadah, server pribadi virtual (VPS), atau lingkungan virtual (VE).
OpenVZ dibandingkan dengan teknologi virtualisasi lainnya Sementara teknologi virtualisasi seperti Vmware dan Xen menyediakan virtualisasi penuh dan dapat menjalankan beberapa sistem operasi dan versi kernel yang berbeda, OpenVZ menggunakan kernel Linux tunggal dan karenanya hanya dapat menjalankan Linux. Semua wadah OpenVZ berbagi arsitektur dan versi kernel yang sama. Ini bisa menjadi kerugian dalam situasi di mana para tamu (guest) memerlukan versi kernel yang berbeda dari host.
Apa Itu XEN?
XenServer merupakan out-of-the-box platform untuk virtualisasi. Jika pembaca familiar dengan Proxmox yang menggunakan KVM, maka XenServer adalah produk yang sejenis, sama halnya dengan Vmware ESXi. XenServer merupakan type-1 hypervisor, dengan kata lain, tidak membutuhkan OS untuk dapat menjalankan XenServer ini di server yang berbasis 64 bit x86.
Ada 2 metode ketika kita hendak mengelola XenServer. Pertama dengan menggunakan XenCenter dan kedua dengan XenServer CLI. XenCenter adalah metode administrasi XenServer yang berbasis GUI dan menggunakan platform Windows. Dengan XenCenter kita dapat mengelola XenServer hosts, pools dan shared storage, juga dapat melakukan instalasi virtual machine dari komputer yang dipasang XenCenter.
Apa Itu KVM?
KVM adalah kepanjangan dari Kernel-Based Virtual Machine yaitu sebuah teknologi virtualisasi yang dikembangkan oleh Linux untuk membagi server fisik menjadi beberapa resource dedicated.
Secara umum, KVM adalah sebuah mesin virtual yang berjalan di kernel sistem operasi Linux. Adapun produk yang dihasilkan dari penggunaan KVM sendiri adalah paket VPS (Virtual Private Server).
Kernel-Based Virtual Machine merupakan solusi dalam melakukan virtualisasi pada komputer Linux dengan perangkat tipe X86 (x86).
Dengan berbekal teknologi kernel server linux, Alhasil KVM sendiri memiliki keunggulan dalam hal performa serta kemampuan skalabilitas lebih baik ketika kita butuh resource besar.
Jika dibandingkan dengan virtualisasi lain seperti OpenVZ yang menggunakan shared kernel, KVM menggunakan kernel independen sehingga Anda bisa leluasa dalam melakukan pengaturan.
Perbedaan KVM, OpenVZ, dan XEN VPS
berikut perbedaan antara ketiga virtualisasi yang kita bahas adalah dibawah ini
KVM | XEN | OpenVZ | |
---|---|---|---|
Level of virtualization | Full/Kernel Based Virtualization | Para/Hardware Based Virtualization | OS level/Software Based Virtualization |
Overselling | No Overselling of resource allowed | No Overselling of resource allowed | Overselling of resource allowed |
Type of memory | Swap/ vSwap memory is used | Swap memory used as secondary memory which is half equal to primary memory | Burstable RAM is used as thesecondary memory |
OS Support VM | Support windows, linux BSD etc | hanya os linux yang dapat dibangun melalui hypervisor | hanya os linux yang dapat dibangun melalui hypervisor |
Module | module sudah enable otomatis | module sudah enable otomatis | harus enable module secara manual |
Efisiensi | Low efficiency in I/O | Low efficiency in I/O | High efficiency in I/O |
Aktifasi Guest | Big time delays during processing | no time delays during processing | Low time delays during processing |
Cost | Biaya murah | Lumayan mahal | Lebih murah dibanding KVM |
Kesimpulan
dari sini teman-teman sedikit dapat memahami perbedaan dari tipe virtualisasi diatas, biasanya tiap provider mempunyai kebijakan khusus untuk overselling. lalu apa itu overselling?
Overselling adalah kegiatan menjual resource user lain yang tidak terpakai, namun resource yang dijanjikan tersebut sebenarnya bersifat fiktif. Biasanya harga yang dipatok akan lebih murah dibandingkan harga normal.
Lalu, bagaimana jika tidak ada overselling? Maka tentunya paket yang ditawarkan untuk layanan ini tidak bisa lebih murah dari harga normal. Sehingga harga VPS KVM ataupun XEN bisa lebih mahal.